Thursday, July 20, 2006

Age-related macular degeneration (AMD)

AMD (age-related macular degeneration) adalah gangguan pengelihatan akibat
proses degenerasi pada retina. AMD bersifat menetap (irreversible) dan
merupakan penyebab kebutaan utama di negara2 maju.

Hasil penelitian epidemiologi, pada hewan dan laboratorium menunjukkan bahwa
faktor nutrisi berperan dalam mencegah AMD melalui mekanisme anti-oksidan.
Retina merupakan jaringan yang peka terhadap kerusakan oksidatif karena
membran retina terdiri dari asam lemak tak jenuh jamak (polyunsaturated
fatty acids = PUFA) yang akan mengalami reaksi peroksidasi lipid.

Data epidemiologis membuktikan bahwa asupan buah dan sayuran dapat mencegah
AMD. Penelitian di Belanda menyimpulkan bahwa peningkatan asupan vitamin E
dan Zinc sebesar 1 standar deviasi dapat mengurangi risiko AMD sebanyak 8%.
Orang yang mengkonsumsi beta karoten, vitamin C, E dan Zinc di atas rata2,
dapat mengurangi risiko AMD sebesar 15%.

Lutein dan zeaxanthin adalah karotenoid yang terdapat dalam sayuran berwarna
hijau gelap dan kuning. Lutein dan zeaxanthin banyak terdapat pada mata
(terutama pada bagian sentral retina) dan merupakan zat penting dalam proses
pengelihatan. Keduanya bersama Likopen, melindungi makula terhadap kerusakan
foto-oksidatif.

Zinc dan Selenium adalah mineral yang berperan sebagai anti-oksidan dan
dalam proses metabolisme di retina. Perannya dalam mencegah AMD belum jelas.
Dalam penelitian RCT selama >6 tahun melibatkan >3500 pasien berusia >55
tahun progresi AMD dapat diperlambat sampai 30% dengan pemberian kombinasi
anti-oksidan mengandung Zinc, vitamin C, E dan karoten (AREDS trial).

Retina merupakan jaringan yang kaya lipoprotein (lemak dan protein).
Beberapa bukti menunjukkan bahwa asam lemak jenuh (saturated fat) - yang
juga berperan dalam terjadinya proses aterosklerosis - dapat meningkatkan
risiko AMD. Sedangkan PUFA omega-3 melindungi terhadap AMD.

Penelitian di Italia menggunakan kombinasi anti-oksidan mengandung
L-carnitine, PUFA omega:3 (EPA dan DHA), serta coenzyme Q10 menunjukkan
hasil positif.
Penelitian di AS menggunakan vitamin A dosis tinggi juga menunjukkan hasil
yang positif.
Pengaruh anti-oksidan lain terhadap AMD misalnya kopi, wine, homosistein,
riboflavin, masih dalam penelitian.

Secara keseluruhan diyakini bahwa nutrien - khususnya anti-oksidan - dapat
mencegah dan menghambat progresi AMD. Untuk mencapai efek anti-oksidan yang
optimal perlu kombinasi nutrien. Namun apakah nutrisi dapat digunakan untuk
terapi AMD memerlukan penelitian lebih jauh. Perlu diingat bahwa tidak ada
satu nutrien pun yang mempunyai pengaruh kuat sebesar pengaruh buruk akibat
merokok. Artinya pengaruh buruk rokok akan mengalahkan nutrien anti-oksidan
manapun.

Untuk pencegahan AMD www.kliniknutrisi.com menganjurkan banyak konsumsi buah
dan sayuran serta berhenti merokok.

1 comment:

  1. :)

    Thanks

    Bapak ku kena AMD juga, tapi sekarang pake Vitamin anti-oksidan sama terapi tenaga dalam .... ha ha ha ha ....

    Budi Darmawan

    ReplyDelete